Mental Illness – Kesehatan tak hanya soal fisik, namun juga jiwa atau mental. Hal ini tentu sudah umum kita ketahui. Namun, sering kali masalah kesehatan mental dianggap kurang penting jika dibandingkan dengan masalah kesehatan fisik. Padahal kesehatan mental juga perlu dijaga agar kita tak mengalami mental illness atau gangguan kesehatan mental.
WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) juga menyebutkan tentang pentingnya kesehatan mental melalui definisi kesehatan mereka, “Kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”.
Nah, buat kamu yang mengaku generasi milenial, sebaiknya juga lebih memperhatikan kesehatan mentalmu. Pasalnya WHO menyebutkan bahwa anak muda saat ini lebih rentan terkena gangguan mental.
Kenapa anak muda rentan mengalami mental illness? Mari kita bedah satu per satu. Mulai dari apa itu kesehatan mental, apa saja masalah kesehatan mental (mental illness), hingga kenapa anak muda lebih rentan terkena mental illness, apa saja jenisnya dan gejalanya, serta bagaimana cara mengatasinya.
1. Pengertian Kesehatan Mental (Mental Health)
Kesehatan mental menurut WHO merupakan keadaan sejahtera, dimana setiap individu bisa mewujudkan potensi mereka sendiri. Dalam artian, mereka bisa mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat melakukan sesuatu dengan produktif dan bermanfaat, serta mampu memberikan kontribusi pada komunitas mereka.
Kesehatan mental yang bisa kita dapatkan jika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang. Kita bisa menikmati hidup dan lebih menghargai sekitar. Orang yang punya mental sehat akan dapat menggunakan kemampuan dan potensi yang ia miliki secara maksimal untuk menghadapi tantangan hidup serta menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
Berbeda halnya dengan orang yang kesehatan mentalnya terganggu. Umumnya mereka akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta tak bisa mengendalikan emosi. Akhirnya perilakunya pun akan mengarah pada keburukan. Maka menjadi keharusan untuk kita untuk mulai menerapkan pola hidup sehat sejak sekarang.
2. Gangguan Kesehatan Mental (Mental Ilness)
Jika kesehatan mental merupakan cara kita berpikir, merasakan dan bertindak, maka gangguan kesehatan mental merupakan serangkaian kondisi yang berdampak pada kesehatan mental. Misalkan, kondisi yang mengganggu suasana hati, perilaku, pemikiran atau cara kita berinteraksi dengan orang lain.
Kondisi mental ilness bisa saja ringan, sedang atau bahkan berat. Hal ini ditentukan oleh seberapa jauh dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari kita. Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan antara lain, depresi, cemas, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), psikosis, hingga bipolar dan skizofrenia.
Ada beberapa penyakit mental yang hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, misalkan postpartum depression yang hanya menyerang ibu setelah melahirkan.
3. Mengapa Anak Muda Lebih Rentan Terkena Mental Ilness?
Mental ilness memang tak seperti penyakit fisik yang dapat langsung dikenali gejalanya. Makanya kita sering kali tak menyadarinya. Padahal di Indonesia sendiri jumlah penderitanya tak sedikit. Apalagi anak muda. Berikut datanya:
a. Setengah dari penyakit mental bermula sejak remaja (usia sekitar 14 tahun). Menurut WHO, banyak kasus yang tak tertangani dengan baik, akibatnya bunuh diri karena depresi menjadi penyebab kematian tertinggi pada anak muda usia 15-29 tahun.
b. Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi gangguan mental emosional pada remaja umur lebih dari 15 tahun sebesar 9.8%. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2013,yakni sebesar 6%.
c. Menurut data Kemenkes, masyarakat urban lebih rentan mengalami mental ilness. Bagi kamu generasi milenial yang berada di tengah masyarakat urban harus berhati-hati. Masyarakat urban rentan terkena depresi, alkoholisme, gangguan bipolar, skizofrenia dan obsesif kompulsif.
Masa muda memang merupakan waktu dimana banyak perubahan dan penyesuaian akan kamu alami, baik secara psikologis, emosional ataupun finansial. Misalnya, kamu dituntut untuk segera lulus kuliah, mendapatkan pekerjaan yang baik, menjadi workaholic, mempunyai rumah, mobil dan lain sebagainya. Inilah salah satu faktor pemicu anak muda rentan terkena mental ilness.
Nah, selain perubahan hidup, teknologi ternyata juga ikut berkontribusi lo terhadap kesehatan mental para milenial. Salah satunya adalah media sosial. Apa yang ditampilkan di media sosial seakan-akan menciptakan gaya hidup yang ideal. Padahal kenyataan tak seindah itu. Disadari atau tidak, ini juga dapat menjadi tekanan bahkan beban pikiran generasi milenial.
4. Apa saja jenis dan Gejala Mental Ilness yang dapat Menyerang Anak Muda?
Ada beberapa jenis mental ilness. Berikut adalah yang paling umum terjadi, termasuk bisa juga terjadi pada kamu yang mengaku generasi milenial jika tak menjaga pola hidup sehat ya.
a. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Gangguan Kecemasan atau Anxiety Disorder merupakan kondisi psikologis saat seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan serta sulit untuk dikendalikan. Akhirnya berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-hari.
Gejala fisik yang biasa timbul adalah sulit tidur, badan gemetar, jantung berdebar, otot tegang, mengeluarkan keringat berlebihan, pusing, sesak napas, sakit perut, lelah, mulut terasa kering dan kesemutan.
b. Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus menerus merasa sedih. Kesedihan umumnya berlangsung selama beberapa hari. Namun, pada kasus depresi perasaan sedih ini bisa berlangsung hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Bahkan pada kasus tertentu bisa berdampak pada menyakiti diri sendiri dan mencoba untuk bunuh diri.
Gejala psikologi yang biasa timbul, antara lain: kehilangan motivasi melakukan sesuatu, sedih berkepanjangan, bahkan terus menerus menangis, merasa bersalah dan khawatir berlebihan, kehilangan rasa percaya diri, sulit membuat keputusan, mudah tersinggung, acuh terhadap orang lain, memiliki pikiran atau keinginan untuk menyakiti diri sendiri ataupun bunuh diri.
Sedangkan dampaknya pada kesehatan fisik, antara lain: gangguan tidur, badan terasa lemah, berbicara dan bergerak jadi lebih lambat, perubahan siklus menstruasi, libido turun, muncul sembelit, nafsu makan turun dan naik secara drastis, serta sakit atau nyeri tanpa sebab.
c. Stres
Terakhir adalah stres. Stres merupakan keadaan dimana seseorang mengalami tekanan yang sangat berat secara emosional maupun mental. Orang yang stres biasanya akan nampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung.
Stres juga bisa berdampak terhadap perilaku seseorang. Misalkan, menjadi penyendiri, enggan makan dan minum, marah-marah yang terkadang tak terkendali. Menjadi perokok atau merokok berlebihan, mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan pemakaian obat-obatan terlarang.
Masalah kesehatan yang timbul, antara lain: gangguan tidur, lelah, sakit kepala, sakit perut, nyeri atau tegang pada otot, nyeri dada, hipertensi, penurunan gairah seksual, obesitas, gangguan jantung dan diabetes.
5. Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasinya Mental Ilness?
Agar kamu tak mengalami mental ilness, ada beberapa cara pencegahan yang dapat kamu lakukan, antara lain:
a. Aktif beraktivitas secara fisik
b. Memelihara pikiran positif
c. Menjaga pola tidur dan istirahat yang cukup
d. Membantu orang lain dengan tulus
e. Menjaga hubungan baik dengan orang lain
f. Mampu mengatasi masalah
Untuk mengatasi mental ilness sebenarnya ada yang dapat diatasi tanpa bantuan dokter. Tergantung jenis mana yang kamu alami. Misalkan depresi, dapat diatasi dengan cukup tidur, mengurangi asupan kafein, minuman beralkohol atau zat adiktif lainnya, makan makanan bergizi, tidak merokok, olahraga rutin dan melakukan metode relaksasi sederhana, seperti yoga dan meditasi.
Stres dapat ditanggulangi dengan mengaplikasikan nasehat-nasehat yang disarankan dalam manajemen stres yang baik. Misalkan, meminta saran dari orang terpercaya untuk mengatasi masalah yang dialami, belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi atau tak dapat diubah, selalu berpikir positif, melakukan aktivitas fisik untuk menjernihkan pikiran, seperti meditasi dan relaksasi, dan sebagainya.
Namun, jika pengobatan secara mandiri tak memberikan perubahan, kamu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Biasanya setelah berkonsultasi kamu akan diberikan obat-obatan untuk mengubah senyawa kimia di otak serta terapi.
Sebenarnya, gangguan kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter melalui beberapa cara, seperti mengkonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup tidur, mengurangi asupan kafein, minuman beralkohol, atau zat penenang lainnya, tidak merokok, berolah raga secara rutin, dan melakukan metode relaksasi sederhana, seperti yoga atau meditasi.
Jika pengobatan mandiri tidak memberikan perubahan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikiter. Penanganan dari dokter biasanya meliputi pemberian obat-obatan antiansietas serta terapi kognitif. Sebagai langkah awal, kamu bisa berkonsultasi dahulu secara online melalui aplikasi halodoc.com. Pada aplikasi tersebut kamu juga dapat membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu.
Demikian artikel mengenai kesehatan mental berikut mental ilness yang dapat timbul apabila kesehatan mentalmu tak kamu jaga dengan baik. Semoga bisa menambah kesadaran tentang mental health awareness (kesadaran kesehatan mental) ya. Terutama bagi kamu generasi milenial yang banyak dituntut untuk workaholic serta hidup dengan banyak tekanan.